Social Icons

Minggu, 15 Desember 2013

Metode Konvensional

1.    Pengertian Metode Konvensional
Menurut Ruseffendi (2005: 17), dalam metode konvensional, guru merupakan atau dianggap sebagai gudang ilmu, guru bertindak otoriter, guru mendominasi kelas. Guru mengajarkan ilmu, guru langsung membuktikan dalil-dalil, guru membuktikan contoh-contoh soal. Sedangkan murid harus duduk rapih mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara si guru menyelesaikan soal. Murid bertidak pasif. Murid-murid yang kurang memahaminya terpaksa mendapat nilai kurang/jelek dan karena itu mungkin sebagian dari mereka tidak naik kelas.
Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Sejak dahulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.
Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode  atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang saling melengkapi satu sama lain.
Menurut Gilstrap dan Martin (dalam Setyawan, 2011) ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu (Legree, Lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah.
Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini.
Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng.

2.        Langkah-langkah Metode Konvensional
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode konvensional adalah sebagai berikut (FTK, 2011: 26):
a.  Guru memberikan apersepsi terhadap siswa dan memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang diajarkan
b.   Guru memberikan motasi
c.   Guru menerangkan bahan ajar secara verbal
d.   Guru memberikan contoh-contoh
Sebagai iliustrasi dari apa yang sedang diterangkan dan juga untuk memperdalam pengertian, guru memberikan contoh langsung seperti benda, orang, tempat, atau contoh tidak langsung, seperti model, miniatur, foto, gambar di papan tulis dan sebagianya.
Contoh-contoh tersebut sedapat mungkin diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari siswa-siswi. Apalagi jika contoh-contoh tersebut diminta dari siswa-siswi tertentu yang sudah dapat menangkap inti persoalan.
e.   Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab pertanyaannya
f.   Guru memberikan tugas kepada siswa yang sesuai dengan materi dan contoh soal yang telah diberikan
g.   Guru mengkonfirmasi tugas yang telah dikerjakan oleh siswa
h.   Guru menuntun siswa untuk menyimpulkan inti pelajaran
1)  Setelah memaparkan beberapa contoh, diberikan kesempatan pada siswa-siswi untuk membuat kesimpulan dan generalisasi mengenai masalah-masalah pokoknya dalam bentuk rumusan, kaidah atau prinsip-prinsip umum.
2)  Guru memberikan tanggapan-tanggapan terhadap kesimpulan siswa yang dapat berupa penyempurnaan, koreksi dan penekanan.
3)   Guru memberikan kesimpulan final dalam rumusan yang sejelas-jelasnya.
i.     Mengecek pengertian atau pemahaman siswa
Pada akhir pengajaran, guru mengecek pemahaman siswa atas pokok persoalan yang baru dibicarakan dengan berbagai cara, misalnya:
1)      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai pokok persoalan;
2)      Menyeluruh siswa membuat ikhtisar/ringkasan;
3)    Menyeluruh siswa menyempurnakan/membatalkan pertanyaan-pertanyaan (statement) yang dikemukakan guru mengenai bahan yang telah diajarkan;
4)      Menyeluruh siswa mencari contoh-contoh sendiri;
5)      Menugaskan siswa mendemonstrasikan/mempergunakan sebagian bahan pengajaran.

3.        Kelebihan dan Kelemahan Metode Konvensional pada Pembelajaran
Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari metode ceramah adalah sebagai berikut:
1.        Guru mudah menguasai kelas.
2.        Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3.        Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.        Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.        Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
6.        Lebih ekonomis dalam hal waktu.
7.       Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
8.        Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
9.        Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
10.    Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan  belajar siswa dalam bidang akademik.
11.    Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain

Kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut:
1.      Siswa yang bertipe visual menjadi rugi, dan hanya siswa yang bertipe auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.
2.      Mudah membuat siswa menjadi jenuh
3.      Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
4.      Siswa cendrung menjadi pasif dan guru yang menjadi aktif (teacher centered)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates